Arthropoda
Arthropoda merupakan kelompok terbesar di antara seluruh dunia hewan. Namanya berasal dari kakinya yang berbuku-buku. Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas,anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin.
Secara evolusi kelompok arthropoda merupakan hewan yang paling berhasil dalammengembangkan jenisnya. Hampir 75% hewan di bumi ini adalah arthropoda
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Arthropoda mempunyai eksosekeleton
Arthropoda dapat menyebabkan penyakit yaitu:
Entomophoby , Annoyance, Kehilangan darah, Kerusakan alat indera, Racunserangga, Dermathosis, Alergi, Miyasis
Kelas crustacea kelompok kelas Entromostaca
Ciri-ciri Crustacea :
•Pada kepalanya terdapat lima pasang alat gerak sebagai berikut:
•Tiga pasang rahang yaitu, satu pasang Mandi Bula, satu pasang maksila petama, dan satu pasang maksila kedua.
•Dua pasang antena dengan alat-alat tambahan disekitarya yang bersifat tipikal biramus (bercabang dua)
•Peredaran darahnya terbuka dan tidak memiliki pembuluh darah kapilar
•Sebagian besar anggotanya bernafas dengan insang, tetapi hewan yang ukuran tubuhnya kecil bernapas dengan seluruh permukaan tubuhnya
•Hewan ini dapat dibedakan antara hewan jantan dan hewan betina
•Kakinya terdapat hampir di seluruh permukaan tubuhnya
•Kepalanya terbentuk sebagai persatuan segmen
Habitat
•Hewan ini sebagian besar hidup di air yaitu danau, laut, dan sungai.
•Di laut hewan ini hidup mulai dari pantai hingga laut dalam.
•Namun ada juga yang hidup di air tawar dan di darat.
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.
Branchiopoda
Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.
Branchiopoda
Anostraca dan notostraca berenang
dengan lemah gemulai dan anggun, lambat atau cepat, atau beristirahat di dasar
perairan. Kaki yang banyak dan langsing merupakan alat renang. Anostraca mempunyai keiasaan berenang
terbalik. Notostraca acapkali merayap atau meliang pada permukaan substrat yang
lembut. Pada conchostraca, antenna kedua merupakan alat renang utama, sedang
kaki-kakinya kurang berperan. Conchostraca acapkali meliang atau merayap dengan
kikuk di permukaan substrat
Makanan Eubranchiopoda terdiri atas ganggang, bakteri, protozoa, rotifer dan serpiha detritus. Makanan disaring dengan apendik tanpa diseleksi, dikumpulkan dan digumpalkan dalam alur tengah ventral hamper sepanjang bada, kemudian dialirkan ke anterior terutama megguakan gnathobase, yaitu bagian dari pagkal kaki.
b. Reproduksi
Reproduksi aseksual tidak ada. Umumnya
berkembang biak secara parthenogenesis. Namun bagi spesies tertentu pada saat
bersamaan terjadi baik reproduksi secara parthenogenesis maupun sinigamik,
terjadi kopulasi da pembuahan di dalam. Telur yang telah dibuahi dan telur
parthenogenesis derami oleh betina selama beberapa hari. Beberapa jenis
Phyllopoda menghasilkan dua macam telur, telur bercangkang tipis yang segera
menetas dan telur dorman bercangkang tebal yang tahan panas, dingin maupun
kekeringan. Kedua macam telur tersebut dapat terjadi baik ada jantan maupun
tanpa jantan dalam populasi.
Perkembangan embrio dalam telur mulai
terjadi selama waktu pengeraman, kemudian dilepas ke air kelompok demi kelompok
dengan selang waktu 2 sampai 6 hari. Telur menetas menjadi larva naupilus
tergantung spesiesnya.
•Tubuhnya sangat kecil dan hidupnya di air tawar
•Pada umumnya bertubuh pucat dan transparan
•Ordo:
•Anostraca, contoh: Branchinecta paludosa
•Notostraca, contoh: Triops sp.
•Conchostraca, contoh: Apus sp.
•Cladocera, contoh: Cyzicus mexicanus
•Pada umumnya bertubuh pucat dan transparan
•Ordo:
•Anostraca, contoh: Branchinecta paludosa
•Notostraca, contoh: Triops sp.
•Conchostraca, contoh: Apus sp.
•Cladocera, contoh: Cyzicus mexicanus
Copepoda
a. Makanan dan cara makan
Copepoda planktonik umumnya bersifat filter feeder dan memakan fitoplankton. Banyak pula jenis yang menangkap organism lebih besar disamping sebagai filter feeder, bahkan beberapa spesies merupakan predator. Beberapa genera Cyclopoidea seperti beberapa spesies Cyclops juga predator. Kebanyakan Harpacticoida benthic memakan bakteri dan detritus. Cadangan makanan dalam bentuk butir-butir minyak merupakan penyebab utama warna merah cerah pada beberapa spesies Diaptomus.
b. Reproduksi dan perkembangan
Copepoda dioecious. Betina mempunyai sebuah atau sepasang ovary dan sepasang seminal receptacle. Copepoda jantan yang hidup bebas biasanya mempunyai sebuah testis dan membentuk spermatophora. Pada waktu kopulasi, Copepoda jantan memegang yang betina dengan antenna pertama atau kaki renang keempat atau kelima yang berbentuk capit, dan melekatkan spermatophora pada betina pada bukaan seminal receptacle. Sekali kopulasi dapat digunakan untuk membuahi 7-13 kelompok telurnya.
Telur yang telah dibuahi dierami dalam sebuah atau sepasang kantong telur. Tiap kantong telur berisi antara 5-50 butir telur. Cyclops mengerami telur selama 12 jam sampai 5 hari, maka kantong telur hancur dan keluarlah larva yang disebut nauplius.
Stadia nautilus sebanyak 5 atau 6 inster, kemudian menjadi copepodit sebanyak 5 inster, dan perkembangan dari telur sampai dewasa memakan waktu antara 1 minggu sampai 1 tahun. Copepoda hidup bebas berumur antara 6 bulan sampai 1 tahun lebih.
Untuk mempertahankan diri terhadap lingkungan buruk, beberapa calanoida dan harpacticoida air tawar menghasilkan telur dalam cangkang tipis dan telur dorman dengan cangkang tebal. Jenis air tawar yang lain, pada inster copepodit atau dewasa melakukan estivasi dengan membungkus diri dengan selubung organic yang keras dan menjadi siste. Selain untuk mempertahankan diri terhadap linhkungan buruk, telur dorman dan siste juga merupakan sarana penyebaran keturunan.
Copepoda yang hidup bebas bernafas dengan permukaan tubuh. Kelenjar maksila merupakan alat ekskresi. Tidak ada jantung maupun pembuluh darah, darah beredar dalam hemocoel karena adanya gerakan otot, apendiks dan saluran pencernaan. Hanya calanoida yang mempunyai jantung semacam kantung. Susunan saraf terpusat, dan benang saraf tidak mempunyai thorax.
Copepoda yang hidup sebagai parasit lebih dari 1000 spesies. Kebanyakan sebagai ektoparasit, namun banyak juga sebagai komensal atau endoparasit dalam tubuh polychaeta, usus lely laut, saluran pencernaan tunika dan kerang, bahkan pada crustacea lain. Endoparasit acapkali tidak mempunyai mulut, dan makanan diabsorpsi langsung dari inang.
c. Cara bergerak
Kesuksesan evolusi copepoda sangat terkait dengan kemampuan melarikan diri dari predator. Kekuatan meloloskan diri sangat kuat dan efektif, ujar Profesor Thomas Kiorboe dari National Institute of Aquatic Resources Technical University Denmark.
Sebagaimana dilansir ScienceDaily, peneliti memiliki perekam video berkecepatan tinggi. Thomas Kiorboe mampu memberikan detil dari usaha pelarian diri copepoda dengan cara melompat dengan rekaman tersebut, kekuatannya membuat peneliti kagum.
Mereka mampu melompat dengan rata-rata kecepatan setengah meter per detik, berarti dilakukan hanya dalam waktu kurang dari beberapa ribu detik, ujar Thomas Kiorboe.
Hal tersebut menunjukkan bahwa copepoda dihubungkan dengan ukurannya yang sangat kecil, memiliki kekuatan 10 kali lebih kuat dari hewan atau mesin motor apapun buatan manusia.
Hasil dari penelitian lompatan menakjubkan tersebut telah dipublikasikan secara penuh dan jurnal Royal Society Interface.
Peneliti berhasil mengungkap kesimpulan bahwa kekuatan copepoda 10-30 kali lebih kuat dari spesies lainnya dengan produksi kekuatan maksimum yang juga konstan didapatkan dari pelontar superior kaki bercabang lima yang biasa digunakan untuk berenang tersebut memiliki dua mekanisme terpisah.
Penjelasannya adalah copepoda memiliki dua mekanisme dua gaya dorong terpisah dari kaki kuatnya, ujar Thomas Kiorboe
Merupakan ordo terbesar di Enromostraca.Hidupnya di air laut, tawar dan hidup sebagai plankton
Ordo:
•Calanoida, contoh: Calanus finmarchicus
•Cyclopodia, contoh: Cyclops sp.
•Harpacticodia, contoh: Harpacticus sp.
•Platycopioida, contoh: spesies parasit
•Misophrioida, contoh: spesies parasit
•Gelyelloida, contoh: spesies parasit
•Marmonilloida, contoh: spesies parasit
•Monstrilloida, contoh: Monstrilla sp.
•Siphonostomatoida, contoh: spesies parasit
•Poecilostomatoida, contoh: spesies parasit
Ostracoda
Ordo:
•Calanoida, contoh: Calanus finmarchicus
•Cyclopodia, contoh: Cyclops sp.
•Harpacticodia, contoh: Harpacticus sp.
•Platycopioida, contoh: spesies parasit
•Misophrioida, contoh: spesies parasit
•Gelyelloida, contoh: spesies parasit
•Marmonilloida, contoh: spesies parasit
•Monstrilloida, contoh: Monstrilla sp.
•Siphonostomatoida, contoh: spesies parasit
•Poecilostomatoida, contoh: spesies parasit
Ostracoda
Fisiologi
Berbagai cara makan ada pada Ostracoda. Jenis herbivore memakan ganggang; jenis karnivora memakan crustacean kecil, siput kecil dan annelida; jenis scavengers memakan bangkai dan detritus organic; jenis filter feeder menyaring makanan. Gygantocypris selain memakan Crustacea, dapat menangkap ikan kecil dengan antenanya.
Kecuali beberapa jenis, umumnya Ostracoda bernafas dengan permukaan tubuh. Luminescence terdapat pada 3 jenis Ostracoda laut yaitu Cypridina, Vargula dan Conchoecia. Cahaya kebiruan dipancarkan sekejap-kejap selama satu sampai dua detik.
Reproduksi seksual, dioecious, terjadi kopulasi, pembuahan di dalam. Telur yang telah dibuahi dierami dibawah karapas atau dilekatkan pada substrata tau tumbuhan air, satu per satu atau berkelompok. Telur menetas menjadi larva nauplius yang juga mempunyai dua keeping cangkang seperti induknya. Cypridae air tawar biasanya berkembangbiak secara parthenogenesis dan beberapa spesies tidak pernah terdapat jantan. Ostracoda kurang disukai ikan hias.
Hidupnya di air laut dan air tawar. Beberapa jenis diantaranya hidup sebagai plankton
Ordo:
•Myodocopa, contoh: Cypridina sp.
•Cladocopa, contoh: Polycope sp.
•Podocopa, contoh: Cypris sp.
•Platycopa, contoh: Cytherella sp.
•Palaeocopida, contoh: spesies fosil
Cirripedia
Hidupnya di laut. Pada umumnya hidupnya melekat pada suatu tempat
Ordo:
•Thoracica, contoh: Balanus sp.
•Acrothoracica, contoh: Trypetesa sp.
•Ascotoracica, contoh: Laura sp.
•Rhizocephala, contoh: Sacculina sp.
Cirripedia non parasit umumnya hermafrodit, biasanya terjadi pembuahan silang karena pada substrat yang cocok biasanya dihuni sejumlah besar jenis yang sama dan berdekatan. Telur dierami pada kantung telur dalam rongga mantel. Telur menetas menjadi larva nauplius. Seekor tritip dapat menghasilkan lebih dari 13.000 larva nauplius. Stadia nauplius sebanyak 6 instar, tidak makan, kemudian menjadi larva cypris yang mirip ostracoda.
Tubuh larva cypris dibungkus 2 keping karapas, mempunyai sepasang mata majemuk, sessile dan 6 pasang apendik thorax. Pada tempat yang cocok, larva cypris akan menempel dengan menggunakan kelenjar perekat pada antena pertama, kemudia mengalami metamorfosa dengan memanjangnya cirri, melengkungkan tubuh dan mulai tumbuh rangka luar baru (keping cangkang) di bawah karapas larva cypris yang lama.
Kutikula atau rangka luar yang melapisi bagian dalam rongga mantel dan menutupi apendik, secara perodik mengalami molting sebagaimana halnya pada crustacea lain. Keping kapur atau cangkang dihasilkan oleh mantel, dan tidak diganti pada waktu molting, namun terus tumbuh menjadi besar dan tebal dengan adanya penambahan bahan-bahan (material) pada bagian tepinya. Zat perekat dihasilkan selama hidup, dan juga diadakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak. Zat perekat ini melekat dengan erat pada substrat. Molting pada tritip berlangsung seumur hidup.
Berbagai cara makan ada pada Ostracoda. Jenis herbivore memakan ganggang; jenis karnivora memakan crustacean kecil, siput kecil dan annelida; jenis scavengers memakan bangkai dan detritus organic; jenis filter feeder menyaring makanan. Gygantocypris selain memakan Crustacea, dapat menangkap ikan kecil dengan antenanya.
Kecuali beberapa jenis, umumnya Ostracoda bernafas dengan permukaan tubuh. Luminescence terdapat pada 3 jenis Ostracoda laut yaitu Cypridina, Vargula dan Conchoecia. Cahaya kebiruan dipancarkan sekejap-kejap selama satu sampai dua detik.
Reproduksi seksual, dioecious, terjadi kopulasi, pembuahan di dalam. Telur yang telah dibuahi dierami dibawah karapas atau dilekatkan pada substrata tau tumbuhan air, satu per satu atau berkelompok. Telur menetas menjadi larva nauplius yang juga mempunyai dua keeping cangkang seperti induknya. Cypridae air tawar biasanya berkembangbiak secara parthenogenesis dan beberapa spesies tidak pernah terdapat jantan. Ostracoda kurang disukai ikan hias.
Ordo:
•Myodocopa, contoh: Cypridina sp.
•Cladocopa, contoh: Polycope sp.
•Podocopa, contoh: Cypris sp.
•Platycopa, contoh: Cytherella sp.
•Palaeocopida, contoh: spesies fosil
Cirripedia
Hidupnya di laut. Pada umumnya hidupnya melekat pada suatu tempat
Ordo:
•Thoracica, contoh: Balanus sp.
•Acrothoracica, contoh: Trypetesa sp.
•Ascotoracica, contoh: Laura sp.
•Rhizocephala, contoh: Sacculina sp.
Cirripedia non parasit umumnya hermafrodit, biasanya terjadi pembuahan silang karena pada substrat yang cocok biasanya dihuni sejumlah besar jenis yang sama dan berdekatan. Telur dierami pada kantung telur dalam rongga mantel. Telur menetas menjadi larva nauplius. Seekor tritip dapat menghasilkan lebih dari 13.000 larva nauplius. Stadia nauplius sebanyak 6 instar, tidak makan, kemudian menjadi larva cypris yang mirip ostracoda.
Tubuh larva cypris dibungkus 2 keping karapas, mempunyai sepasang mata majemuk, sessile dan 6 pasang apendik thorax. Pada tempat yang cocok, larva cypris akan menempel dengan menggunakan kelenjar perekat pada antena pertama, kemudia mengalami metamorfosa dengan memanjangnya cirri, melengkungkan tubuh dan mulai tumbuh rangka luar baru (keping cangkang) di bawah karapas larva cypris yang lama.
Kutikula atau rangka luar yang melapisi bagian dalam rongga mantel dan menutupi apendik, secara perodik mengalami molting sebagaimana halnya pada crustacea lain. Keping kapur atau cangkang dihasilkan oleh mantel, dan tidak diganti pada waktu molting, namun terus tumbuh menjadi besar dan tebal dengan adanya penambahan bahan-bahan (material) pada bagian tepinya. Zat perekat dihasilkan selama hidup, dan juga diadakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak. Zat perekat ini melekat dengan erat pada substrat. Molting pada tritip berlangsung seumur hidup.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar