2.1 Jenis-Jenis Alat
Penangkapan Ikan
2.1.1 Benang
Benang
adalah susunan dari serat-serat stepel atau filament baik berasal dari alam
maupun sintetik, atau campuran dari keduanya yang disatukan. Dalam istilah
perikanan benang/tali memiliki beberapa bahasa asing, yaitu:
a. Netting
twine (twine) yang berarti tali atau benang untuk pembuatan jaring.
b. Rope,
yaitu tali yang mempunyai ukuran besar.
c. Thread,
yaitu tali atau benang yang berukuran kecil.
Pembuatan
tali atau benang dari bahan baku diperlukan pintalan. Awalnya adalah sejumlah
“fibres” dipintal menjadi “Yarn” bebarapa yarn dipintal lagi menjadi “strand”
dan dipintal lagi menjadi “thread/twine/rope”. Dengan demikian dari bahan baku
fibres menjadi thread/twine/rope diperlukan tiga pemintalan, yaitu:
a. Pemintalan
dari fibres menjadi yarn (lower twist).
b. Pemintalan
dari yarn menjadi strand (middle twist).
c. Pemintalan
dari strand menjadi thread/twine/rope (upper twist).
Ada
dua arah pintalan yang digunakan dalam proses pembuatan tali, yaitu pintalan
arah kanan (right twist) dan araha kiri (left twist). Right twist adalah tali
yang pada proses pemintalannya yang terakhir (upper twist) mempunyai pintalan
pintalan dari arah kiri ke kanan, sedangkan left twist adalah tali yang pada
proses pemintalan terakhir mempunyai pintalan dari arh kanan ke kiri. Pintalan
kanan biasanya ditandai dengan huruf S dan pintalan kiri ditandai dengan huruf
Z. Hal tersebut karena jika diperhatikan alur-alur pada tali tersebut seperti
membentuk huruf-huruf S atau Z yang disambung-sambung.
Jenis-jenis
benang berdasarkan struktur dan susunannya adalah:
1.
Benang yang susunannya dari
serat-serat pendek atau staple dengan twist, benang ini disebut benang staple/
single.
2.
Benang yang tersusun dari dua benang
single atau lebih kemudian digintir atau diply yarn.
3.
Benang yang hanya tersusun dari satu
filament.
4.
Benang yang terdiri dari 2 filament
(filament adalah serat yang terdiri dari filament benang ini disebut benang
multifilament).
5.
Benang yang terdiri dari 2 benang
gintir atau lebih disebut benang tali atau cord.
6.
Benang yang terdiri dari beberapa
filament yang mempunyai bentuk keriting atau loop, disebut benang teksture.
Pada
umumnya senar pancing ada 2 macam yaitu Monofilament
dan Multifilament. Monofilament adalah senar yang terdiri
dari serat tunggal yang terbuat dari bahan polimer. Multifilament adalah senar
yang terbuat dari serat polietilen yang sangat tipis yang dirangkai menjadi
satu senar yang sangat kuat
melebihi
kekuatan baja dengan fleksibilitas yang baik.
Berikut jenis-jenis senar
pancing,yaitu :
1.
Polyamide
Polyamide (PA)
diproduksi dalam dua bentuk yaitu Polyamide continous filement dan Polyamide
monofilement. Polyamide yang umum digunakan untuk twine dan rope berukuran 0,66
hingga 2,22 tex. Artinya setiap 100 meter serat memiliki berat 0,66 gram dan
2,22 gram. Rope PA berdiameter 34 mm berisi sekitar 571.000 serat (34 x 20 x 8
x 35 x 3 = 571.200), (Klust, 1983). Polyamide monofilament, serat ini
berdiameter antara 0,1 mm (11 tex) hingga 5 mm. Umumnya sejumlah serat PA
monofilement dipintal menjadi yarn dan dapat juga langsung menjadi strand.
Strand dipintal menjadi rope. PA Monofilement ini dapat digunakan sebagai
webbing untuk gill net, trammel net dan untuk senar pancing (long-line, pole
& line, trolling dan hand line).
2.
Polyester
Polyester (PES)
lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan rope. Ukurannya tidak berbeda
jauh dengan polyamide, bahkan ada yang lebih kecil dari 0,6 tex. Serat
polyester umumnya terdiri dari continous fiber dan staple fiber.
3.
Polypropylene
Polypropylene (PP),
diproduksi dalam empat bentuk yaitu Polypropylene continuous, Polypropylene
monofilement, Polopropylene staple fiber, dan Polypropylene fibrillated films
tape. Polypropylene memiliki densitas lebih kecil dari densitas rata-rata air
laut, sehingga bahan ini mengambang di air.
Polypropylene
continuous mirip sama dengan PA dan PES, memiliki ukuran berkisar antara 0,22
hingga 1,67 tex. Bahan ini harganya mahal karena membutuhkan mesin yang sangat
komplex dan mahal. Polypropylene monofilement banyak digunakan sebagai bahan
pembuatan rope. Serat PP berdiameter berkisar antara 0,2 hingga 0,4 mm.
Polypropylene staple fiber, juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rope.
Bahan ini dibentuk agar semirip mungkin dengan serat alami. Serat ini berukuran
pendek dipotong dari Polypropylene monofilement sepanjang 0,9 m hingga 1,1 m,
berdiameter sekitar 0,11mm dan berukuran sekitar 11 tex (100 denier).
Polypropylene fibrillated films tape, serat dibentuk mirip pita dengan berbagai
ukuran, lebar berkisar anatara 20 mm hingga 40 mm, ketebalan berkisar antara
0,66 hingga 0,1 mm, fieness berkisar antara 1.600 tex hinggsa 2.700 tex.
4.
Polyethylene
Polyethylene (PE),
umumnya dibuat dalam bentuk monofilamen, berdiameter antara 0,2 mm hingga 0,4 mm.
Densitas 0,96 g/cm3, oleh karenanya bahan ini ringan dan mengapung di air.
Namun memiliki tingkat kekenyalan tinggi dan permukaannya halus. Banyak
digunakan sebagai bahan pembuat webbing trawl dasar dan rope.
5.
Polyvinyl
Alcohol dan Polyvinyl Cholride,
Polyvinyl Alcohol
(PVA) dan Polyvinyl Cholride (PVC), PVA memiliki densitas 1,30 g/cm3 dan PVC
1,35 g/cm3. PVA banyak digunakan sebagai bahan pembuat webbing (purse seine)
dan rope (long line) disebabkan bahan ini memliki densitas lebih besar dari
rata-rata densitas air laut sehingga mudah tenggelam. Sifat ini digabungkan
dengan bahan lain untuk membentuk kompon rope dengan menggabungkan sifat-sifat
yang lebih menguntungkan. PVC lebih kaku sehingga banyak digunakan untuk
membuat pipa air dan pelindung kabel listrik.
Gambar
macam-macam benang:
Gambar 1 jenis-jenis benang
2.1.2 Pelampung
Pelampung pancingan
adalah salah satu perangkat memancing
yang berguna untuk membuat umpan pancing
tidak tenggelam jauh ke bawah dasar air. Pelampung
jenis ini banyak beragam, kendati beragam pelampung secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua,yaitu :
a. Pelampung untuk permukaan air
yang tenang
Pelampung yang
dirancang untuk digunakan saat mancing di perairan yang permukaannya tenang
atau relatif diam. Bentuknya antara lain silinder pendek, silinder panjang atau
silinder dengan bagian yang membengkak di dekat pangkal. Bentuk batang
silinder pendek misalnya, paling pas digunakan untuk mancing pada kondisi tidak
ada angin dan permukaan air licin
seperti berminyak.
Pelampung dengan
bentuk batang silinder panjang lebih pas dipakai untuk mancing di perairan yang
agak beriak sedangkan pelampung yang gemuk di pangkal cocok digunakan manakala
riak di permukaan air menjadi masalah bagi pelampung berbentuk silinder rata.
Apabila di ujung
pelampung terdapat semacam jarum indikator, gunanya ialah agar dihasilkan
sensitivitas yang lebih jelas teramati. Pelampung jenis pertama ini dipakai dengan
meloloskan senar utama melalui cincin kawat di bagian pangkal dan posisinya
ditetapkan dengan bantuan dua buah timah (pemberat mata kail) berbentuk bulat
kecil yang dijepitkan ke senar utama.
b. Pelampung untuk permukaan air yang berarus atau mengalir
Pelampung jenis
ini dibagian ujungnya justru lebih gemuk ketimbang di pangkal. Pemasangannya
juga tidak dengan dijepit timah (pemberat mata kail), melainkan dijepit selang
karet (biasanya pentil sepeda) dibagian pangkal dan ujung, sehingga senar utama
penempel di sepanjang pelampung.
Pelampung yang
ujungnya agak langsing ideal dipakai untuk mancing dimana jarak antara ujung
joran (tongkat pancing) dan pelampung relatif dekat, seperti bila mancing si
sungai, dengan umpan laron, kecoa dan umpan lain sejenis yang bobotnya relatif
ringan.
Bentuk yang agak
gemuk diujung namun tetap silindris di pangkal akan lebih terapung di permukaan
air, sehingga lebih mudah diamati responnya pada saat umpan disambar ikan.
Pemancing yang baru belajar mancing di sungai sebaiknya memilih pelampung jenis
ini.
Pelampung yang
bentuknya agak gemuk di pangkal dan semakin gemuk lagi mendekati ujung hanya
cocok untuk mancing di sungai yang dalam, namun airnya mengalir cukup
deras. Umpan yang dipakai sebaiknya juga berukuran cukup besar, misal
daging keong, kodok, bagian isi perut ayam atau buah pisang.
Adapun jenis-jenis pelampung
lainnya, yaitu :
1. Pelampung Gillnet
Bentuk pelampung jaring
insang (gillnet), jaring puntal (entangle net) dan trammel net ada yang
memiliki bentuk pipih, dengan lubang di kedua ujungnya serta alur yang menghubungkan
kedua lubang ditengahnya, dan ada yang berbentukl oval silinder dengan lubang
ditengahnya, dan memiliki tingkat kekenyalan yang tinggi (hard) hingga menengah
(medium). Pelampung berbentuk silinder untuk trammel net umumnya terbuat dari
bahan plastik dengan bagian dalam kosong (berisi udara). Sedangkan yang
berbentuk lonjong berbentuk padat terbuat dari bahan hard sponge (PVC).
Pelampung berbentuk oval umumnya terbuat dari soft spong (PVC).
2. Pelampung Purse Seine
Tipe pelampung tipe TF
teksturnya kenyal (soft sponge), lembut dan fleksibel. TF-17 SF-20A SF-20 Y-30
SF-01 DS0 DS1 G3.5 DS2 DS4. Purese seine dan gillnet banyak menggunakan
pelampung yang dapat diisi udara, selain murah pelampung tidak banyak
memerlukan tempat untuk menyimpannya. Sekaligus ringan tidak membahayakan
manusia. Pelampung purse seine umumnya berbentuk silinder penuh dengan ujungnya
berbentuk lengkung, agar tidak menyangkut pada webbing dan mengurangi efek
friksi dapa power block dan pada saat tahapan setting, dan memiliki tingkat
kekenyalan menengah hingga lembut.
3. Pelampung Trammel Net
Tipe pelampung TF teksturnya
kenyal, lembut dan fleksibel.
4. Pelampung long line
Long line tidak banyak
memerlukan ukuran pelampung yang beragam. Pelampung long line umumnya terbuat
dari bahan plastik dengan tingkat kekenyalan tinggi, dan tahan terhadap
berbagai tekanan air .pada kedalaman laut tertentu, berbentuk bulat, kosong
pada bagian dalamnya. Pelampung ini didisain untuk mampu menahan tekanan air
hingga di kedalaman 300 m di bawah permukaan laut.
Keuntungan
penggunaan rangkaian berpelampung:
· Memudahkan
pendeteksian sambaran ikan pada umpan dengan melihat pelampung yang muncul di
permukaan.
· Dapat
ditempatkan secara akurat pada titik sasaran.
· Dalam
keadaan tertentu, rangkaian berpelampung dapat dipakai untuk menggantung umpan.
Jadi penempatan umpan di kedalaman air dapat dengan mudah disesuaikan
penempatan kedalamannya bila memakai rangkaian ini, hanya saja ukuran
pelampungnya diperbesar agar dapat menahan umpan dan beban dari aksesori
rangkaian yang dipakai agar tidak tenggelam ke dasar.
Sedangkan kekurangan dari rangkaian
berpelampung adalah:
· Harus
selalu diawasi sepanjang waktu bila tak ingin kehilangan kesempatan.
· Sangat
sulit diterapkan pada perairan yang terlalu dalam (2 meter lebih).
· Sulit diterapkan pada perairan berarus
kencang.
· Kendala
saat melontar dan mengawasi ketika angin bertiup kencang.
· Jika
menginginkan jarak lontaran yang jauh, rangkaian berpelampung kurang dapat
diandalkan karena berat rangkaian umumnya sangat ringan. Apalagi pandangan
manusia yang terbatas mempersulit untuk melihat pelampung yang ada di kejauhan.
2.1.3 Mata Pancing
Mata pancing (hook)
merupakan bagian yang sangat vital dalam proses penangkapan ikan, karena ikan
akan terkait pada mata pancing tersebut. Umumnya mata pancing yang digunakan
nelayan pancing ulur hanya bermata pancing tunggal (single hook) dan
pada kenyataannya tingkat keberhasilannya masih kurang optimal karena sering
kali umpan sudah tergigit atau termakan tetapi ikan tidak terkait pada mata
pancing (Anggawangsa, 2008).
Kail secara umum terbagi atas
beberapa bagian:
·
Eye yaitu lubang mata pancing untuk mengikat senar.
·
Shank yaitu tangkai kail yang bentuknya lurus, disebut juga badan kail.
·
Point yaitu ujung pancing yang berbentuk
runcing.
·
Barb atau bagian runcing terbalik dengan point berguna sebagai pengait.
·
Gap atau jarak antara ujung pancing ( point ) dengan
Shank alias batang nya.
Gambar 3 jenis-jenis mata pancing
Untuk barb atau kait, merupakan bentuk
kail yang memang diperuntukkan untuk memancing
air tawar. Sedang untuk memancing air laut terutama untuk memancing ikan
cakalang dan tuna dibutuhkan kail tanpa barb.
Metode penomoran mata kail didasarkan pada
lebar mata pancing dan diameter
batang pancing. Semakin kecil ukuran pancing semakin besar
penomorannya. Sistem penomoran mata pancing umumnya
dimulai dari angka 32 (paling kecil) dan 20/0 (paling besar). Umumnya kail yang
diperjualbelikan dan banyak dicari yaitu mata pancing dengan kisaran ukuran 7
sampai 10/0. Penggunaan /0 pada penomoran menunjukkan ukuran mata pancing
tersebut lebih besar dari ukuran mata pancing tanpa /0, misalnya 3,2,1,1/0.
Beberapa
ukuran mata kail (mata pancing) yang umum digunakan:
Ø
Untuk pemancingan air laut:
·
Ikan Sailfish, broadbill dan marlin menggunakan nomor 10/0 sampai 13/0
·
Ikan Tarpon, menggunakan nomor 7/0 sampai 10/0
·
Ikan Tuna menggunakan nomor 7/0 sampai 13 dengan tipe Martu atau Sproat
·
Ikan Weakfish, Pancing nomor 4/0 Sproat atau O’Shaughnessy
·
Ikan Flounder : Pancing nomor 1/0 Sproat atau O’Shaughnessy
·
BlueFish : Pancing no 4/0 paling disarankan 6x long
·
Ikan Stripbass : Pancing no 7/0 sampai 10/0
·
Ikan Channelbass : pancing nomor 7/0
·
Ikan Croaker, Kingfish, Seabass, Porgy, Ling, BlackFish, Pollock,
pancing no 1/0 sampai 3/0 Sproat atau O’Shaughnessy
Ø
Untuk pemancingan air tawar:
Strategi penggunaan pancing yang besar pada
pemancingan air tawar adalah pemilihan yang salah, karena banyak pemancing yang
berpengalaman mengatakan bahwa mata pancing kecil dapat memperoleh ikan besar,
namun mata pancing yang besar akan kesulitan jika akan mendapatkan ikan kecil.
Sebaiknya anda menyesuaikan besar mulut ikan dengan mata pancingnya, tebakan
yang baik adalah besarnya mata kail paling besar adalah separo dari mulut ikan
tangkapan anda.
·
Untuk ikan Panfish dapat menggunakan mata pancing nomer 4/0 atau 6/0
tetapi kalau umpannya kecil gunakan mata pancing no 10/0 atau 8/0.
·
Untuk ikan trout gunakan mata pancing nomor 4/0, 6/0 atau 8/0
·
Untuk ikan Bass gunakan nomor 1/0 atau 2/0
·
Ikan Nothern Pike dan Muskies, gunakan pancing nomor 3/0 sampai 1
Untuk ikan di Indonesia, dengan jenis ikan
yang juga beragam, silahkan sesuaikan dengan besaran tubuh dan bentuk mulut
ikan dengan besar maksimal “gap” kail separo dari besar mulut ikan.Berikut beberapa jenis mata kail yg
perlu diketahui:
1.
Mata kail dengan gagang panjang
(long shanks)
Mata kail
ini sengaja dibuat bergagang panjang guna mengatasi gigi tajam ikan predator
seperti barracuda, dog-tooth tuna dll. Sekalipun kail ini bergagang
panjang tetapi tetap disarankan gunakanlah leader line atau senar pandu yang
langsung bersentuhan dengan gigi ikan beberapa cm panjangnya baik dengan kawat
nikelin atau benang PE. Kail ini dirancang khusus untuk menaklukkan ikan
yang cengkeraman giginya bisa mencapai tali pancing jika menggunakan mata
pancing gagang biasa/pendek.
2.
Sliced-Shanks
Type kail
ini mempunyai dua buah duri (atau lebih) dibatang pancingnya, duri ini gunanya
untuk mencengkeram lebih kuat saat ikan terkena mata pancing ini dan ikan
buruan tidak mudah terlepas. Kail ini baik digunakan untuk ikan yang tidak
bergigi dan mempunyai danging di sekitar mulut yang cukup lembek seperti
kerapu, gurisi, ekor kuning dll.
3.
Forget Hooks
Kail ini
mempunyai tangkai datar dan cocok digunakan untuk mancing ikan hiu,
kakap, tuna dan ikan-ikan lain yang mempunyai kecepatan renang
yang tinggi. Batang dari forged hooks ini dibuat lebih tebal untuk
antisipasi berontakan ikan besar.
4.
O’Shaugnessy Hooks
Jenis mata
kail ini sangat umum dipasaran dan dapat digunakan dimana saja kapan saja baik
di sungai, empang, danau atau laut, tentunya ada perkecualiannya yaitu tidak
tepat digunakan untuk ikan-ikan yang mempunyai gigi setajam silet.
5.
Suicides Hooks
Kail ini
ujung lancipnya agak melengkung kedalam seperti kuku burung elang. Tentu
lengkungan ujung kail mempunyai maksud yaitu tancapan akan lebih terpegang
dengan kuat dan tidak mudah terlepas walaupun frekuensi tancapan jika
dibandingkan dengan mata kail biasa lebih sedikit tetapi jika kena ikan sangat
mustahil ikan terlepas. Disamping itu mata kail ini cocok juga digunakan untuk
memancing di air tawar dengan umpan cacing, anak katak, udang kali dll.
6.
Treble-Hooks
Pancing
trebel yaitu mata pancing yg terdiri dari gabungan beberapa mata kail yang di
solder menjadi satu. Kail ini cocok digunakan atau dipasang pada umpan tiruan
dalam trolling action dan tentunya dengan sasaran ikan tenggiri, tuna,
barracuda dll.
2.1.4 Jaring
Jaring ikan
atau jala adalah alat yang digunakan untuk menangkap Ikan.
Jaring ikan yang jerat biasanya dibentuk oleh benang jahitan yang relatif tipis
mengikat. Jaring modern biasanya terbuat dari poliamida buatan seperti nilon,
meskipun jaring poliamida organik seperti sutra
atau wol
atau benang sutra umum sampai baru-baru ini masih digunakan.
Berikut jenis-jenis jaring yang
digunakan, yaitu :
1. Muro Ami
Pukat ikan karang (muro-ami) adalah suatu alat penangkapan yang
dibuat dari jaring, yang terdiri dari sayap dan kantong yang dalam
pengoperasiannya dilakukan penggiringan ikan-ikan yang akan ditangkap agar
masuk ke bagian kantong yang telah dipasang terlebih dahulu. Alat ini cenderung
tidak destruktif dan tidak merusak ekosistem, karena metode pengoperasiannya
yang tidak sampai merusak karang. Penggunaan alat ini dilakukan oleh beberapa
nelayan dengan berenang, mengejutkan ikan-ikan karang sambil membawa alat
penggiring. Dinamakan pukat ikan karang karena tujuan utamanya adalah menangkap
jenis-jenis ikan karang.
2. Pukat Udang
Pukat udang atau biasa juga disebut pukat harimau adalah jaring yang
berbentuk kantong yang ditarik oleh satu atau dua kapal, bisa melalui samping
atau belakang. Alat ini merupakan alat yang efektif namun tidak selektif
sehingga dapat merusak semua yang dilewatinya. Oleh karena itu kecenderungan
alat tangkap ini dapat menjurus ke alat tangkap yang destruktif. Aturan-aturan
yang diberlakukan pada pengoperasian alat ini relatif sudah memadai, namun pada
prakteknya sering kali dijumpai penyimpangan-penyimpangan yang pada akhirnya
dapat merugikan semua pihak. Tujuan utama pukat udang adalah untuk menangkap
udang dan juga ikan perairan dasar(demersal-fish)
3. Pukat Kantong
Pukat kantong adalah jenis
jaring menangkap ikan berbentuuk kerucut yang terdiri dari kantong atau bag,
badan(body), dua lembar sayap (wing) yang dipasang pada kedua
sisi mulut jaring, dan tali penarik (warp). Alat ini tergolong
tradisional, tidak merusak lingkungan, dan ukurannya mesh sizenya relatif
kecil. Pukat kantong terdiri atas payang, dogol, dan pukat pantai.
4. Pukat Cincin (Purse Seine)
Pukat cincin adalah jaringan yang terbentuk empat persegi panjang, dilengkapi tali
kerut yang bercincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring sehingga membentuk
kerut dan seperti mangkuk. Alat penangkap ini ditujukan untuk menangkap
gerombolan ikan permukaan (pelagic fish).
Alat tangkap ini tergolong efektif terhadap target spesies dan kecenderungan
tidak destruktif
5. Jaring Insang (Gill Net
Jaring insang adalah
jaring berbentuk empat persegi panjang, mata jaring berukuran sama dilengkapi
dengan pelampung pada bagian atas dan pemberat pada bagian bawah jaring.
Dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya gerombolan ikan oleh nelayan secara
pasif dengan ukuran mesh size. Alat penangkap ini terdiri dari tingting (piece)
dengan ukuran mata jaring, panjang, dan lebar yang bervariasi. Dalam operasi
biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit
jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap
pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan.
Contohnya : jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(set
gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring
insang klitik (shrimp gillnet), dan trammel net.
6. Jaring Angkat (Lift Net)
Jaring angkat adalah suatu alat pengkapan
yang cara pengoperasiannya dilakukan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara
vertikal. Alat ini terbuat dari nilon yang menyerupai kelambu, ukuran mata
jaringnya relatif kecil yaitu 0,5 cm. Bentuk alat ini menyerupai kotak, dalam
pengoperasiannya dapat menggunakan lampu atau umpan sebagai daya tarik ikan.
Jaring ini dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan tetap atau dengan tangan
manusia. Alat tangkap ini memiliki ukuran mesh size yang sangat kecil dan
efektif untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil. Kecenderungan jaring angkat
bersifat destruktif dan tidak selektif. Contoh: jaring angkat adalah bagan
perahu atau rakit (boat / raft lift net), bagan tancap (bamboo platform lift
net), dan serok (scoop net).
2.2
Ukuran
Alat Penangkapan Ikan
2.2.1
Nomor atau Ukuran Benang
Untuk menentukan
ukuran-ukuran yarn atau twine ada tiga cara, yaitu:
a. Sistem penomoran langsung
Sistem penomoran langsung adalah perbandingan yang
didasarkan atas berat benang setiap satuan panjang tertentu.
Pada sistem ini ditentukan satuan panjang tertentu dalam berbagai macam ukuran
berat, sehingga makin berat (banyak) bahan yang digunakan dalam proses
pembuatannya makin besar bentuk twin-nya. Nomor yarn ditentukan berdasarkan
jumlah berat bahan baku yang digunakan dalam perbandingan ukuran standar
sehingga semakin besar yarnnya semakin tinggi pula nomornya. Ada beberapa
simbul yang dipakai dalam sistem ini yang masing-masing simbul mempunyai
standar tertentu dalam satuan ukuran panjang dan beratnya, diantaranya:
1). Denier (
gram / 9000 meter )
Denier
biasanya disingkat dengan Den atau D atau Td. Denier adalah satuan ukuran yang
jika dikonveksikan dalam ukuran gram, 1 denier = 0,05 gram. Nama satuan berat
ini kemudian digunakan sebagai simbul dalam salah satu standar yang termasuk
sistem penomoran langsung dengan mengambil satuan berat satu denier (1 Den =
0,05 gram). Untuk simbul denier 0,05 gram = 450 meter, dan untuk 1 gram = 9000
meter atau 9 km.
2). Tex (
Gram/ 1000 meter)
Dalam
keseragaman simbul-simbul penomoran secara langsung telah ditetapkan standar
satuan metrik dengan simbul “TEX”. Simbul tex ini menggunakan satuan berat
dalam gram (1 gram) sedangkan standar satuan ukuran panjangnya adalah kilometer
(1000 m atau 1 km).
b. Sistem penomoran tidak langsung
Sistem
ini umumnya dikenal dengan runnage system, dimana nomor yarn menyatakan panjang
yarn untuk satuan berat tertentu. Dasar penentuan nomor dari satuan yarn adalah
banyaknya (jumlah panjang) dari yarn tersebut dalam satuan ukuran berat
tertentu, sehingga makin panjang yarn yang dibuat dalam satuan berat yang tetap
(tertentu) makin tinggi nomor yarn tersebut. Ada beberapa simbul yang digunakan
dalam sistem penomoran tidak langsung diantaranya: Ne (S), Nel, Nm, Nt. Simbul
Ne (S) sistem penomorannya mengambil ketentuan satuan ukuran berat dalam pound
(1 lb) dan satuan ukuran panjangnya ditentukan dalam yard’s (840 yard’s) untuk
setiap gelindung/hank. Ne 1 ( hank/ pound). Contoh penerapan, sebuah benang
dengan ukuran 40/2 ( bacanya: 40 Hank per 2 lbs). (lbs = Libras = Pound) artinya
diameter atau luas penampang benang setara dengan benang yang panjangnya 40
Hank dan beratnya 2 Pound.
Catatan:
1 Hank = 840 Yard’s
1 Hank = 7680 Meter
1 Yard = 0,914 meter = 91,4 cm
2.2.2 Ukuran Pelampung
·
Pelampung bola
Pelampung
bola biasanya terpasang padaujung basket dari alat tangkap.pelampung bola ini
terbuat dari bahan sintetic dengan dimeter 35 cm dan ada yang lebih besar.untuk
long line dengan jumlah basket 70 maka jumlah pelampung bola yang digunakan
adalah 68 buah, pada ujungnya terdapat pipa setinggi 25 cm dan stiker scotlight
yang sengat berguna bila alat penangakap tersebut terputus maka mudah
menemukannya.untuk melindungi pelampung-pelampung tersebut dari benturan yang
dapat menyebabkan pecahnya pelampung tersebut, maka pelampung tersebut dibalut
dengan anyaman tali polyehylene dengan diameter 5mm.
·
Pelampung bendera
Pelampung
bendera merupakan pelampung yang pertamakali diturunkan pada waktu setting
dilakukan. Biasanya diberi tiang (dari bambu atau bahan lain) yang panjangnya
bervariasi sekitar 7 m dan diberi pelampung.supaya tiang ini berdiri tegak maka
diberi pemberat.
·
Pelampung lampu
Pelampung
ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang sumberlistriknya berasal dari
baterai yang terletak pada bagianu ujung atas pipa atau bagian bawah ruang yang
kedap air.pelampung ini dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan
hauling pada malam hari.fungsinya adalah untuk penerangan pada malam hari dan
memudahkan pencarian basket bila putus.
·
Pelampung radio bouy
Sebuah
radio bouy dilengkapi dengan transmiter yang mempunyai frekuensi
tertentu.daerah tranmisinya bisa mencapai 30 mil.jika dalam pengoperasian long
line menggunakan radio bouy,maka kapal harus dilengkapi dengan radio direction
finder(RDF).peralatan ini berfungsi untuk menunjukan arah lokasi radio bouy
dengna tepat pada waktu basket putus.
2.2.3 Ukuran Mata Pancing
Metode penomoran kail
Metode penomoran
mata kail didasarkan pada lebar mata pancing dan diameter batang pancing. Semakin kecil ukuran
pancing semakin besar penomorannya. Ukuran 0 atau 1 adalah ukuran terbesar
kail.
Nomor kail
|
Celah ( mm )
|
Diameter ( mm
)
|
12
|
9,5
|
1,0
|
11
|
10,0
|
1,0
|
10
|
11,0
|
1,0
|
9
|
12,5
|
1,5
|
8
|
14,0
|
1,5
|
7
|
15,0
|
2,0
|
6
|
16,0
|
2,0
|
5
|
18,0
|
2,5
|
4
|
20,0
|
3,0
|
3
|
23,0
|
3,0
|
2
|
26,5
|
3,5
|
1
|
31,0
|
4,0
|
0
|
35,0
|
4,5
|
Sumber :
fisherman’s workbook
2.2.4 Ukuran Jaring
Webbing
atau jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring yang
merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan ikan. Ukuran
webbing terdiri dari panjang dalam. Panjang webbing dinyatakan dalam meter pada
keadaan mesh tertutup (stretched mesh). Jika sistem penomoran yang digunakan
adalah Rtex, panjang dinyatakan dalam meter dan jika sistem penomoran
menggunakan Denier system panjang dinyatakan dalam yard. Jika menggunakan
system penomoran Rtex panjangnya adalah 100 meter, bila menggunakan sistem
Denier panjangnya adalah 100 yards.
Kedalaman webbing dinyatakan dalam jumlah mata pada
keadaan mesh tertutup (stretched mesh) untuk semua system penomoran yang
berlaku. Namun demikian ukuran webbing selalu dinyatakan dengan panjang webbing
(meter) dan dalam webbing (jumlah mata jaring) maka ukuran webbing dalam setiap
lembar webbing utuh disesuaikan dengan sistem penomoran yang digunakan.
Jenis webbing ditentukan oleh bagaimana mata jaring
dibentuk atau disimpul, secara umum jenisnya terbagi dua, yaitu webbing yang
disimpul dan yang tidak disimpul. Simpul adalah suatu ikatan pembentuk mata
jaring atau suatu cara penyambungan benang atau tali. Simpul pada pembuatan
webbing umumnya terdiri dari empat macam, yaitu, (1) Flat knot (reef knot,
square knot), (2) Trawler knot (English knot, sheet bend, round knot), (3)
Double trawl knot, (4) Special flat knot.
DAFTAR PUSTAKA
Sadhori,Naryo
S.1983. bahan alat Penangkatan Ikan. Jakarta: CV Yasaguna.
S Wudianto,
Mahiswara, dan Linting. Pengaruh Ukuran Mata Pancing Rawai Dasar Terhadap Hasil Tangkapan. Peneliti pada Balai Perikanan Laut, Jakarta.
Subani,W.
1972. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia, Jilid I, LPPL, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar