Ada sebuah cerita.
Seorang
gadis bernama Tika tau bahwa kaka perempuannya kesepian karena baru saja
ditinggal oleh pacarnya yang menikah dengan wanita lain. Kakanya sering murung
dan mudah tersinggung. Suatu malam, Tika menggoda dengan bertanya kepada
kakanya, “Kak, tau gak, siapa yang setia menemani kita dan tidak pernah
meninggalkan kita, meskipun kita berupaya terus meninggalkannya?” Kakaknya
menjawab, “Kekasih yang sejati!” Tika menyahut, “Salah!” Kakaknya balik
bertanya, “Lalu siapa?” Tika menjawab, “Kesepian!” Kakanya diam saja, dalam
hati membenarkan jawaban Tika, adiknya.
Kita
pasti pernah merasa kesepian. Keadaan seperti ini dapat kita alam ketika kita
baru saja berpisah dengan orang – orang yang selam ini memiliki hubungan dekat
dengan kita. Entah berpisah karena putus cinta, karena kematian, atau karena
tugas ditempat yang jauh lagi asing dan belum memiliki kenalan dekat. Kita juga
bisa merasa kesepian ketika tak seorang pun memedulikan kita. Meskipun mungkin
disekitar kita terdapat hiruk pikuk keramaian, tetapi ketika kita tidak
dipedulikan oleh seorang pun, kita bisa merasa sepi di tengah keramaian. Bahkan,
saat kita melihat televise atau mendengarkan radio yang menyuguhkan acara yang
sebenarnya menarik pun belum tentu mampu mengusir rasa sepi yang sedang
mencekam kita.
Untuk
mengusir rasa sepi, kalu tidak hati – hati, kita bisa jatuh pada berbagai
perilaku tidak terpuji. Mengatasi rasa
sepi dengan cara tidak baik, justru akan menimbulkan persoalan baru yang
terkadang malah jauh lebih berat dari rasa sepi itu.
Lalu
bagaimana sebaiknya?
Memang,
bisa saja kita mengatasi rasa sepi dengan mencari kesibukan, tetapi kesibukan yang
positif, yang bermanfaat bagi diri sendiri, bagi banyak orang, yang bermanfaat
bagi diri sendiri, bagi banyak orang, dan bagi kemuliaan nama Tuhan. Misalnya,
berolahraga, mengikuti berbagai kegiatan sosial, mengikuti berbagai kegiatan
kerohanian, mengajar les private, membantu orang tua, dan masih banyak lagi hal
positif yang bisa dilakukan. Tentu disesuaikan dengan kondisi kita masing –
masing.
Di
samping cara tersebut, ada cara yang sangat ampuh untuk mengatasi rasa sepi,
yaitu senantiasa menyadari dan meyakini bahwa sebenarnya kita tidak pernah
sendirian, karena selalu ada Pribadi yang memedulikan kita, yaitu Tuhan. Tuhan
Yesus Kristus berfirman dengan sangat jelas : “Ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampa akhir zaman.” (Mat 28 :20)
“……Aku
sekali – kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali – kali tidak akan
meninggalkan engkau.” (Ibrani 13 : 5b)
Dari
sabda Tuhan Yesus Kristus ini jelas
sekali bahwa Tuhan berkenan menyertai kita. Dan, bukan hanya sehari dua hari,
melainkan senantiasa! Bahkan, sampai akhir zaman!
Tiada
waktu sedetik pun kita terlepas dari penyertaan Tuhan. Dia senantiasa menyertai
kita.
Tuhan
Yesus Kristus juga menyatakan : “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama – lamanya,
yaitu Roh Kebenaran/” (Yoh 14 : 16,17)
Dari
sabda ini jelas bahwa penyertaan Tuhan akan dinyatakan dalam kehadiran Roh
Kebenaran atau Roh Kudus. Dan, Tuhan tidak hanya menyertai tapi juga senantiasa
siap jadi Penolong. Tuhan tidak akan membiarkan kita sendirian dan kesepian.
Ketika
kita menyadari dan meyakini bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita sampai akhir
zaman, KITA TIDAK PERLU MERASA SENDIRIAN DAN TIDAK PERLU MERASA SEPI DALAM
SITUASI APAPUN SEBAB TUHAN SELALU ADA!.
Marilah
kita atasi rasa sepi, di samping dengan cara yang positif, mencari kesibukan
dan menjalin hubungan dengan orang lain, juga mengaktifkan kesadaran dan
keyakinan kita bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita sampai akhir zaman.
God
be with us. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar